Tank Leopard Sesuai Kondisi Geografis Indonesia
16 Januari 2012 | 16:56 wib
JAKARTA, suaramerdeka.com
Tentara Nasional Indonesia menegaskan, pembelian 100 unit tank Leopard bekas
dari Belanda diperlukan untuk menjaga keutuhan wilayah RI. Selain itu, tank
tersebut juga dipastikan sesuai dengan kondisi georafis Indonesia. TNI berharap
tank tersebut ada. Untuk itu, TNI siap berkomunikasi dan berharap DPR
menyetujui pembelian tank tersebut,
kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul dalam
silaturahmi dengan wartawan di Wisma Elang Laut Jakarta, Senin (16/1). Tank
itu menambah kekuatan pengamanan di daerah perbatasan yang berbasis daratan di
Indonesia. Tank tersebut juga hanya ditempatkan di Pulau Jawa saja, ujarnya.
Iskandar menambahkan, pembelian tank tersebut adalah untuk
meningkatkan kekuatan alutsista TNI. Mengenai penempatan tank-tank tersebut,
akan diatur oleh KSAD. Pengadaan 100 tank Leopard, enam
unit pesawat tempur Sukhoi tambahan dan tiga kapal selam sudah mendapat
persetujuan dari Kementerian Pertahanan. Silakan bila ada pihak yang ingin
menyelidiki proses pembelian tersebut, tandasnya. Dia juga mengatakan, selama ini TNI sudah diaudit
oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Namun bila ada kejanggalan, pihaknya
mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menyelidikinya.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php…afis-Indonesia
Pemerintah Diminta Tidak Asal Beli Tank Leopard
Senin, 16/01/2012 18:30 WIB
Jakarta – Rencana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) melengkapi
alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dengan peralatan canggih tidak akan dihalangi. Meski demikian, bukan berarti
Kemenhan dan TNI bisa asal membeli alutsista. "TNI harus selektif dan yang
dipilih alutsista yang cocok dengan medan di Indonesia agar berguna untuk
tugas-tugas pertahanan, baik di perbatasan atau di wilayah lainnya yang
terancam oleh negara lain," ujar anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo,
lewat pernyataan tertulis kepada wartawan, Senin (16/1/2012).
Pernyataan Tjahjo itu terkait rencana pemerintah membeli 100
tank Leopard 2A6 bekas dari Belanda senilai Rp 12 triliun. Menurut dia, tank
Leopard cocok untuk negara kontinental dengan wilayah daratan yang luas. Tank
jenis itu memiliki kemampuan tembak hingga 6 kilometer. Sedangkan, yang cocok
untuk NKRI adalah jenis tank dengan kemampuan menembak lurus dengan jarak 1-2
kilometer. "Jangan asal beli alutsista yang tidak disesuaikan dengan
kondisi medan wilayah Indonesia. Jadi hanya akan tidak efektif dan hanya bisa
dipakai pameran kekuatan atau gagah-gagahan saja," ujar sekjen DPP PDI
Perjuangan ini. Tjahjo mengatakan mayoritas anggota dan fraksi di Komisi
Pertahanan juga menilai pembelian Leopard tidak sesuai dengan geografis
Indonesia. "Kalau pun TNI tetap bersikeras membeli, ya silakan. Tapi
sangat wajar kalau akhirnya Komisi I DPR mempertanyakan ada apa soal pembelian
tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono
Edhie, menegaskan Indonesia membutuhkan tank kelas berat untuk menjaga
integritas NKRI. Makanya TNI AD akan melakukan modernisasi alutsista, salah
satunya pembelian tank Leopard, meski bekas. "Negara tetanga saja punya
main battle tank (tank kelas berat). Kita? Medium saja tidak punya," ucap
Pramono Edhie saat jumpa pers di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat,
Jakarta, siang tadi.
Menurut Pramono, keunggulan tank Leopard salah satunya yaitu
mampu beroperasi di dalam genangan air dengan kedalaman 4 meter. Selain itu
memiliki daya tembak peluru untuk sasaran jauh yang akurat. "Untuk harga
kita masih lakukan penawaran, bagi mereka yang curiga ada indikasi korupsi.
Silakan ikut kita ke Belanda nanti untuk melakukan penawaran, tapi ongkos ke
Belandanya bayar masing-masing," pungkas Pramono sambil tertawa.
http://www.detiknews..com/read/2012/…ard?n991103605
TB Hasanudin : Tank Leopard Tidak Bisa Digunakan di Indonesia
Rabu, 11 Januari 2012 18:16
Jakarta, Seruu.com – Komisi I DPR akan berkunjung ke Belanda.
Mereka ingin bertemu anggota legislatif Belanda. "Rencananya kami akan ke
sana untuk bertemu anggota legislatif Belanda yang tak setuju pembelian 100
Leopard," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin di DPR,
Jakarta, Rabu (11/1). Rencana tersebut, menurut Hasan, dicanangkan guna
menindaklanjuti ketidaksetujuan DPR Belanda atas pembelian 100 tank Leopard
yang dibeli TNI AD dari militer Kerajaan Belanda.
Tank Leopard dinilai terlalu besar untuk wilayah Indonesia.
Sementara, alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang diperlukan militer
Indonesia bukanlah jenis tank besar. "Yang dibutuhkan TNI Angkatan Darat
bukan tank Leopard yang besar. Okelah Singapura. Tapi mereka punya dataran
tinggi yang berbatasan dengan Malaysia. Sementara Indonesia untuk apa?"
tanya politikus PDI Perjuangan itu.
Hasan menyebut, alutsista yang dibutuhkan Indonesia adalah yang
medium. Ia heran mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah membeli tank
tersebut. "Pindad sudah membuat tank medium. Saya bahkan sudah lihat.
Anehnya Presiden SBY perintahkan bikin tank, tapi belinya dari Belanda,"
ucapnya. Sebagai bekas perwira TNI Angkatan Darat Hasan mengaku paham betul
persenjataan yang dibutuhkan bekas koorpsnya itu. "Tank itu punya kekuatan
jika berjalan seshaf (sejajar). Nah kalau Leopard digunakan di Indonesia, akan
jalan beriringan. Jadinya kurang ada tenaganya. Jadinya untuk apa," kata
Hasan lagi. Karena itu, Hasan menilai pembelian 100 tank Leopard tak ada
gunanya. "Ya gak bisa jalan di Indonesia," kata Hasan
http://mobile.seruu.com/utama/nasion…n-di-indonesia
IPW Cium Ada Orang Dekat Cikeas di Balik Proyek Pengadaan Tank
dari Belanda
Rabu, 11 Januari 2012 , 09:20:00 WIB
RMOL. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus mencermati proyek
pengadaan 100 unit tank Leopard A3 dari Belanda untuk TNI. Demikian disampaikan
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, Kepada Rakyat Merdeka
Online beberapa saat lalu (Rabu, 11/1). "Sebab dikhawatirkan ada unsur KKN
dan gratifikasi dalam proyek senilai Rp 12 triliun ini," kata Neta, yang
juga Deklarator Pengawas KPK.
Neta mengatakan mendapat informasi ada pihak-pihak tertentu yang
dekat dengan Cikeas dan sangat aktif melobi kalangan Komisi I DPR agar
mendukung pembelian 100 tank tersebut. Bahkan, sejumlah anggota Komisi I akan
diboyong pihak pelobi ke Belanda pada akhir Januari ini untuk melihat kondisi
tank tersebut. Karena itu Neta mendesak KPK untuk menelusuri proyek ini
sehingga dana alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI yang sangat terbatas
ini tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk membeli alat-alat
militer yang tidak tepat guna dan mubazir nantinya. "Komisi I DPR juga
harus menolak pembelian tank tersebut," demikian Neta.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=51626
————–
inilah tank-tank Leopard-2 milik Belanda itu di kandangnya
Kalau alasan DPR menolak pembelian 100 itu karenaMBT Leopard-2
tak cocok untuk medan di Indonesia, kenapa kok hampir semua negara di Asia
Tenggara yang medan dan topografisnya mirip, dari dulu sudah beli? Emangnya
analis militer dan Jenderal-jenderal mereka lebih goblog dan anggota DPR
Indonesia saja yang lebih pintar?Singapore punya tank Centurion dan Leopard-2;
Malaysia punya tank T-72 yang dikembangkan menjadi PT-91M; Thailand punya tank
Amerika M60A3 dan M48A5 Patton serta tank Rusia T-84; Myanmar punya tank T-72
bekas ukrania; Vietnam, Kamboja, dan Laos didominasi tank kelas menengah asal
Rusia atau Ukraina T-54/55/62 dan tank serupa produksi RRC seperty
Type-59/69/79/88. Vietnam memiliki armada MBT kelas menengah terbesar dengan jumlah
lebih dari seribu unit yang diretrofit. Sementara di Selatan, Australia pada
2006 mengganti armada MBT lamanya Leopard AS1 dengan 59 unit tank M1A1. Hanya
Filipina dan Indonesia yang tak memiliki MBT sampai saat ini.
Ada alasan penolakan lainnya daridan LSM DPR, yaitu adanya
kecurigaan praktek korupsi dan KKN dalam proses pembelian MBT Leopard-2 dari
Belanda itu. Tapi bukankah pihak TNI mempersilahkan DPR menggunakan jasa KPK
untuk mengawal proses pembelian itu sejak awal nanti, sehingga kalau ada korupsi
dan KKN bisa terawasi dan transparan.Makanya ada yang nyeletuk, jangan-jangan
orang-orang di DPR itu ramai-ramai menolak gara-gara rencana mekanisme
pembeliannya memakai skema "G to G". Model ini memang duitnya seret,
dan tidak semua orang ‘kecipratan’ rezeki, termasuk anggota Dewan tentunya.
Yang lebih sadis, ada pula yang menuding kalau orang-orang DPR boleh jadi sudah
di lobby oleh kekuatan asing, asing jangan sampai Indonesia bisa memiliki MBT
Leopard itu karena mengancam negara tetangganya. Atau, ada negara lain yang
punya stock MBT lainnya, tapi gara-gara rencana pembelian dari Belanda itu,
jadi tak bisa negaranya memasarkan MBT-nya ke Indonesia. Makanya mereka suka
juga menyindir TNI, kok MBT-nya yang dipilih Leopard-2 dari BElanda? kenapa
bukan MBT lainnya saja? Padahal, pembelian MBT Leopard-2 itu memang ada
kaitannya dengan harganya yang murah gara-gara negara-negara Eropa sedang
memotong anggaran pertahanannya saat ini akibat krisis ekonomi Eropa. Belanda
‘terpaksa’ mempersinkan dengan cepat tank-tank Leopard-2 yang baru dibelinya
tahun 2003 lalu.
Di ASEAN, Hanya Indonesia yg Belum Punya MBT. Mau Beli
Leopard-2, DPR & LSM Menolak
diambil dari: